Kamis, 01 Oktober 2015

Puisi tak biasa (puisi esai)

Kalian pasti tahu puisi lirik kan, puisi yang mengutamakan majas, puisi lirik sudah umum di ketahui oleh masyarakat nah sekarang apakah kalian tahu apa itu puisi esai? Atau mungkin ada yang baru dengar tetang puisi esay :D

Puisi esai adalah puisi yang ditulis berdasarkan fakta peristiwa tertentu dan dituangkan dalam bahasa komunikasi yang mudah dipahami. [i] ) Puisi esai membedakan dirinya dengan puisi lirik yang memang lebih sering ditulis berdasarkan imajinasi, dan kerap menggunakan bahasa simbolik atau metafor-metafor yang sulit dipahami. Walaupun diangkat dari peristiwa faktual, puisi esai tetaplah fiksi. Fakta peristiwa hanya merupakan latar belakang dari cerita yang ingin dibangun oleh penulis puisi esai.

Jika dalam puisi lirik peristiwa seperti tenggelamnya matahari atau jatuhnya hujan digambarkan sebagai semata-mata peristiwa puitik, maka dalam puisi esai peristiwa yang diangkat adalah peristiwa yang memiliki dimensi sosial dalam ruang dan waktu tertentu. Untuk memahami dengan benar dimensi sosial dari suatu peristiwa seorang penulis puisi esai melakukan riset yang mendalam. Ia membutuhkan referensi untuk memperkuat fakta, menyajikan data, atau memperjelas duduk persoalan. Karena itu puisi esai dilengkapi catatan kaki untuk menegaskan bahwa cerita yang diangkatnya adalah cerita manusia kongkret yang terlibat dalam suatu realitas sosial atau peristiwa sejarah, bukan sesuatu yang tak ada, asing, dan abstrak—sebagaimana penggambaran yang sering muncul dalam puisi lirik.

Ini sedikit penggalan puisi esai

Minah Tetap Dipancung

/1/

Aku genggam tasbih itu

Selalu.

Basah kuyub tasbih itu

Oleh air mataku

Selalu.

Tangan dan bibirku gemetar

Menciuminya

Selalu.

Ampun ya Allah, Ampun,

Aku hanya membela diri

Tak ada niatku membunuh

Bantu aku ya Allah.

Apakah ini dzikirku

Yang terakhir?

Berguncang-guncang dadaku.

Berdesakan dalam benakku:

Bayangan suamiku

Bayangan si kecil,

Anakku.

Ampun ya Allah, beribu ampun.

Tak henti-hentinya kusebut

Ahmad, suamiku

Aisah, anakku

Berulang-ulang kusebut

Asma Allah.

Aminah namaku,

Minah panggilanku, TKW asal Indonesia

Kerja di Saudi Arabia

Sebagai pembantu rumah tangga.

Kini aku sudah mati

Algojo memenggal leherku

Karena telah membunuh majikan

Yang berulang kali memperkosaku

Dan menyiksa jiwaku.

Dzikir itu kulakukan semalaman

Berharap masih ada mukjizat

Yang bisa menyelamatkanku;

Aku masih ingin hidup!

Namun, hukum dunia

Lebih kejam dari yang kuduga.

Kemarin aku mati

Dipancung, tepat di leherku.

Itulah sedikit mengenai puisi esai semoga bisa menambah wawasan :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar